Fluktuasi Emosi
Masih dalam kondisi setengah mati,
aku masih berjuang untuk menguatkan diri sendiri. Tidak mudah memang merawat
hati yang sedang bersedih. Kadang butuh ruang untuk menghargai diri sendiri;
untuk memaklumi patah hati.
Kegiatan-kegiatan lama yang biasa
dilakukan bersama kini sudah tak ada lagi. Telingaku pun sudah tak lagi mendengar
setiap ocehan dari mulutmu, mataku tak lagi melihat lengkungan indah di bibirmu,
tanganku tak lagi merasakan hangatnya genggamanmu dan namamu bukan lagi
pemberitahuan utama di ponselku.
Hebat sekali kau, mampu meninggalkan
tanpa segan; tanpa beban. Sementara aku masih susah payah untuk memulihkan
Perasaan kehilangan memang tidak
nyaman, apa pun itu kehilangan selalu meninggalkan bekas penyesalan. Pada
akhirnya setiap kehilangan yang begitu pedih, selalu tertinggal perasaan yang
berlarut sedih. Namun aku pikir lagi, tak apa seperti itu, tak perlu malu. Karena
kesedihan hari ini yang akan menguatkan di setiap kehilangan yang berikutnya.
Dalam masa pasca-patah hati
seperti ini, seringkali emosi masih belum bisa stabil. Kenangan yang sudah terpatri
di masa lalu kadang masih sering menghantui datang lalu pergi. Selumrahnya orang yang
sedang patah hati, hal ini wajar terjadi. Orang-orang kebanyakan enggan untuk
meluapkan emosinya. Lebih memilih memendam saja hingga menyiksa batin sendiri.
Seharusnya tidak begitu kan. Seharusnya luapkan saja emosi sampai hati merasa lega, sampai tak ada lagi
dendam yang tersisa. Peduli setan dengan orang-orang yang mencibir. Mereka tidak
merasakan apa yang sedang aku rasakan. Kadang simpati dari mereka hanya bualan
dari rasa penasaran.
Kemudian setelah segala luapan
emosi telah dikeluarkan, sekarang saatnya mulai mencoba berdamai dengan diri
sendiri atas kehilangan yang sudah dilalui. Memang sulit, tapi perlahan pasti
akan terlewati. Semua ada waktunya masing-masing untuk kembali bangkit. Entah berapa
pun lama durasinya, hati ini rasanya tak pantas untuk dibiarkan terus-menerus berlarut
dalam kesedihan.
Karena bahagia sudah menanti di
depan sana, bersabarlah.
Comments
Post a Comment