Di Mana Letak Surga Jika Ibu Sudah Tak Ada?

Tiga tahun ibu sudah berpulang, tapi rasa pedihnya masih membekas sampai menusuk lapisan hati yang paling dalam. Aku coba untuk tetap jalani hari-hari seperti biasa, tapi tetap tak bisa biasa. Membiasakan hal-hal kecil yang pelan-pelan mulai menghilang bukan hal mudah. Apalagi ini tentang ibu yang selalu ada dari mulai aku merangkak sampai kini mampu berlari sendiri. Mustahil bukan?

Tepat tiga tahun berlalu semenjak sarapan nasi goreng spesial buatan ibu yang aku makan di hari itu. Rasanya setiap nasi goreng yang aku makan setelahnya hingga kini selalu hambar. Sebab tak ada cinta ibu yang terlibat di dalamnya. Sesak. Tapi, lagi-lagi aku coba menguatkan diri sendiri.

Di hari-hariku yang sepi, aku mulai termenung sambil memikirkan, “Ke siapa lagi bakti dan peduli harus aku limpahkan jika bukan pada ibu?”

Kata orang-orang terdekat bilang, “Sekarang cari saja ayahmu dan mulai hidupmu yang baru bersamanya.” Hah! Yang benar saja, mana mungkin aku sudi hidup bersama orang yang bahkan tidak pernah aku temui fisiknya sejak aku lahir di bumi. Yang dengan tega meninggalkan ibu sendiri sambil merawatku hingga kini aku cukup dewasa. Yang bahkan tidak hadir saat pemakaman ibu berlangsung saat itu. Tidak akan mungkin aku mau. Lebih aku pilih hidup sendiri hingga mati nanti.

Tuhan aku tahu, setiap yang bernyawa pasti akan ada masanya untuk tiada, bahkan ibu. Tapi rasanya berantakan saat Kau ambil dia dariku karena yang kupunya hanya dia.

Lalu bagaimana caraku kini untuk menembus surgaNya jika ibu sudah tak ada?

Tidak ada lagi kaki ibu yang aku basuh dan aku cium sebagai pengakuan dosaku yang sudah terlalu banyak menumpuk. Sekarang tinggal doa-doa dan kebaikan yang bisa aku terbangkan jauh untuk menjaga ibu di sana.

Tuhan, ibuku orang paling baik yang bahkan sudah banyak goresan yang aku berikan padanya tapi selalu dibalas dengan senyum dan pelukan hangat darinya. Sekalipun tak pernah aku tahu dia menyesal atau sekadar mengeluh untuk merawatku sendiri.

Berikan dia tempat paling baik di sisiMu ya, Tuhan. Dan juga sisakan satu tempat untukku di dekatnya agar nanti jika waktuku telah tiba, aku akan datang memeluknya sekali lagi sambil besorai, “Ibu, aku sudah pulang!”

Comments

Popular Posts