Bunyi-Bunyi Tersembunyi
Pukul 4 sore waktu Indonesia
bagian sepi.
Aku termenung di kedai kopi
betemankan sunyi. Suasana di dalam kedai masih sepi, cuma ada aku dan secangkir
vietnam coffee, juga kudapan yang
sudah aku pesan sedari tadi. Aku tak mengajak siapa-siapa kemari, termasuk juga
kau. Sebab hatiku ingin rekreasi saat ini.
Aku lupa menyebutkan kalau aku
juga membawa seperangkat alat tulis yang selalu aku bawa ke mana-mana. Buku lusuh
dengan cover warna cokelat dan pena
bertinta hitam yang belakangan ini, isinya tentang: senyummu, genggamanmu,
tatapanmu, makanan favoritmu, minuman kesukaanmu, sampai lagu yang kau
dengarkan sebelum tidur. Aku jadi kesal sendiri semua tentangmu terus saja
memenuhi pikiranku. Padahal kau bukan siapa-siapa untukku.
Jari-jariku masih menari di atas
kertas kosong yang menghasilkan bunyi-bunyi tersembunyi yang tak pernah
terdengar olehmu. Sedikit pun tak pernah. Padahal ia sudah menjerit hebat, tapi
kau masih tetap tak merasa. Aneh bukan? Kenapa bisa?
Tentu saja mulutku terkunci
rapat, memilih untuk tetap bungkam. Tak ada pengakuan, tak ada yang harus
diungkapkan. Begini saja, tanpa perasaan yang harus dibesar-besarkan, kita
masih tetap bisa bertahan dengan sisa-sisa cerita yang masih belum sempat dituntaskan.
Kau tak perlu menunggu, aku pun
tak perlu khawatir untuk buru-buru. Sebab memang perasaanku belum ada untukmu. Bahkan
semisal kau memilih meninggalkan pun tak apa, sebab aku tak merasa kehilangan
apa-apa.
Dari awal, kisahmu denganku
memang tak ada. Aku hanya mengada-ngada saja tentang keberadaanmu yang terlalu
dekat denganku. Atau kau yang memang tak pernah mendekat. Tapi aku tak pernah
berbohong tentang suara tawamu yang selalu saja mampir di kepala sebelum aku
terlelap.
Tak terasa 2 jam sudah terlewat
begitu saja. Mengigau tentangmu memang kegiatan pembunuh waktu yang paling ampuh.
Saat ini pukul 6 sore waktu Indonesia
bagian ramai.
Orang-orang mulai berdatangan
memenuhi tempat ini. Ada yang datang bersama pasangan; ada yang datang bersama
kawan-kawan; ada yang datang bersama kesepian, sepertiku.
"Pukul 4 sore waktu indonesia bagian sepi" :)
ReplyDeleteterima kasih sudah membaca. semoga harimu menyenangkan
DeleteBagus banget ceritanya
ReplyDeleteterima kasih sudah membaca. semoga harimu menyenangkan
Delete