Takut PATAH HATI Kembali


Malam ini di sebuah kedai kopi sederhana ditemani dengan secangkir cappucinno yang masih cukup panas dengan suasana malam di kota Malang yang selalu saja dingin seperti sikap dia. Gak tau kenapa, malam ini aku tiba-tiba inget betapa cemennya aku waktu itu. Sambil mengingat ingat, refleks saja aku cekikikan sendiri kayak orang kurang waras ditambah lagi dilirik manja sama mas mas yang duduk di sebelah aku. Oke, abaikan tentang mas mas yang itu-_- Balik lagi ke cerita utama, jadi
semenjak patah hati terakhirku yang waktu itu, aku jadi mulai hati hati dengan perasaan aku sendiri. Tidak mau terburu buru lagi untuk menentukan “ini jatuh cinta atau bukan?”, tidak mau gelisah lagi untuk memikirkan “perasaan dia ke aku gimana ya?”, tidak mau repot repot lagi untuk menebak “sekarang dia lagi ngapain?”, hal-hal sederhana seperti itu yang biasanya aku cemaskan dulu.

Aku masih ingat waktu jaman SMA, pernah ada salah satu perempuan yang menarik perhatianku. Yang hampir setiap hari buat aku penasaran dengan dia melulu, yang buat aku pengen terlibat di dalam kehidupannya, juga buat aku sekadar sadar kalo setelah patah hati, manusia masih bisa jatuh cinta kembali. Tapi disisi lain, aku masih sedikit trauma dengan masa lalu yang membuat aku membatasi perasaan aku sendiri waktu itu. Bagi aku yang cemen, bisa melihat senyum tipisnya dari kejauhan saja itu sudah cukup, aku tidak mau terjatuh terlalu dalam lagi, aku tidak mau lagi terlalu berlebihan lagi seperti waktu itu. Bisa dibilang aku terlalu takut untuk patah hati kembali sampe sampe aku melewatkan kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan dia. Bahkan untuk mengakui perasaan sendiri saja aku tidak bisa, mungkin saking takutnya untuk terluka aku sampe menutupinya dengan alasan-alasan yang lain. Padahal waktu itu, aku tahu kalo waktu aku terbatas, aku tahu kalo aku tidak akan terus terusan jadi anak SMA, aku sadar kalo nantinya ketika sudah lulus aku akan kehilangan senyum itu. Lalu dengan cemennya aku berpikir, “Biarkan saja begini, lebih baik daripada harus patah hati kembali lalu menanggung semuanya.”

Sampai sekarangpun, perasaan itu belum tersampaikan dan dia tidak pernah tahu tentang perasaan aku ke dia waktu itu. Aku tetap masih diam saja, sambil sedikit berharap entah kapan semoga aku punya kesempatan lagi untuk menyampaikan perasaan yang waktu itu sempat tertunda. Sekarangpun aku sadar, terlau takut untuk patah hati kembali bisa menghambat kalian mendapatkan cinta yang baru yang mungkin saja lebih baik dari cinta yang lama. Menyesal sudah pasti, karena penyesalan selalu datang belakangan, kalo di awal namanya pendaftaran*ini jokes receh*.

Aku juga baru sadar kalo cappucino yang awalnya aku pesan tadi masih cukup panas dan sekarang sudah dingin, rasanya juga sudah tidak senikmat di awal, bisa dibilang nikmatnya sudah hilang, rasanya hambar. Mungkin saja perasaan yang tak tersampaikan juga begini, awalnya masih terasa “nikmat”, kemudian yang tersisa hanya penyesalan.


Comments

Popular Posts